“Manusia dan Pandangan Hidup”
03 Desember 2012
by Dwi Alfiona
Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian Pandangan hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat
kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah
timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui
proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu
dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal,
sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil
pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai
pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure unsur yaitu : cita-cita,
kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa yang
diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.
Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik
yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau
perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana,
dan kepercayaan kepada Tuhan.
Cita-cita
Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun
tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan
pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya cita-cita merupakan
semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain
: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin
tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha
untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa
sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide
atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa
yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia
yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa
yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang
hendak dicapai.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada
hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan
norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat baik. Sebagai mahluk pribadi, manuda dapat
menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu
ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam
hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik
buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati
dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang
untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang
berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut
perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati,
maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut
suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut
suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai
dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan
manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah
laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah
laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja
keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani,
atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia
dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul perbedaan
tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,
Keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari
akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran
filsafat yaitu :
• Aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib
yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan
itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang
tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan
mungkin juga tidak ada.
• Aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut
akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati
nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikiran (akal) kebajikan itu
dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi,
teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila
aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia
itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan
kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik.
Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu
dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal
menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah
lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal
lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
(berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir
rendah (bodoh).
• Aliran gabungan
Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib
artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai
dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan
benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani).
Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh
hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih
berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak
menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir
individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan
hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal,
kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik
sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika
berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup
ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah
kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani,
semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik :
1. mengenal
2. mengerti
3. menghayati
4. meyakini
5. mengabdi
6. mengamankan
Pandangan hidup atau worldview, pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah tiga faktor penting dalam pembentukan sebuah peradaban. Kaitan antara ketiga faktor tersebut merupakan vicious circle (lingkaran
setan). Artinya pandangan hidup dapat lahir dan berkembang dari
akumulasi ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses pendidikan.
Sebaliknya bentuk pendidikan dan corak ilmu pengetahuan yang diajarkan
juga ditentukan oleh karakter pandangan hidup suatu bangsa atau
peradaban. Pandangan hidup yang memiliki elemen kepercayaan terhadap
Tuhan, misalnya, sudah tentu akan menerima pengetahuan non-empiris.
Sebaliknya pandangan hidup yang mengingkari eksistensi Tuhan akan
menafikan pengetahuan non-empiris dan pengetahuan spiritual lainnya.
Demikian pula pandangan hidup ateis akan menganggap sumber pengetahuan
moralitasnya hanyalah sebatas subyektifitas manusia dan bukan dari
Tuhan.
Dalam Islam, ilmu pengetahuan terbentuk dan bersumber dari pandangan
hidup Islam, yang berkaitan erat dengan struktur metafisika dasar Islam
yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu, hadith, akal,
pengalaman dan intuisi.
Pembentukan itu sudah tentu melalui proses pendidikan. Namun, karena
pengaruh pandangan hidup Barat melalui Westenisasi dan globalisasi
pendidikan Islam kehilangan perannya dalam mengaitkan ilmu pengetahuan
dengan pandangan hidup Islam.
Pandangan Hidup
Hidup menjadi bermakna sangat erat hubungannya
dengan pandangan hidup yang dianut. Jika seseorang memiliki pandangan
hidup (way of life) yang benar, maka peluang untuk membuat makna dalam
hidupnya sangat terbuka. Sebaliknya pandangan hidup yang keliru akan
membuat keliru juga dalam mengambil keputusan yang akan berakhir bukan
saja hidupnya menjadi kurang atau bahkan tidak bermakna, tetapi ada
kemungkinan justeru merusak, merusak dirinya dan merusak orang lain.
Manusia adalah makhluk psikologis yang menganut suatu makna. Dalam
psikologi komunikasi ada ungkapan world don’t mean, people mean;
kata-kata itu tak memiliki makna, manusialah yang memberi makna. Manusia
adalah makhluk yang mampu memberi makna terhadap obyek. Obyek yang sama
mungkin diberi makna berbeda-beda oleh orang yang berbeda. Senyum
biasanya dimaknai sebagai keramahan, tetapi bagi orang yang sedang sakit
hati kepada seseorang, maka senyuman orang itu bisa dimaknai sebagai
penghinaan atau ngeledek. Senyuman ibu tiri sering dimaknai buruk oleh
anak tiri, berbeda dengan persepsi anak kandungnya. Senyuman yang sama
berdampak menyejukkan bagi seseorang, dan mungkin berdampak menyakitkan
bagi seseorang yang lain. Apa makna sesuatu bergantung kepada persepsi
tentang fungsi dari sesuatu itu. Mata dipandang bermakna jika berfungsi
untuk melihat, telinga dipandang bermakna jika berfungsi untuk
mendengar, mobil dipandang bermakna jika berfungsi sebagai kendaraan,
suami dipandang bermakna oleh isterinya jika ‘berfungsi’ sebagai suami,
presiden dipandang bermakna oleh rakyat jika berfungsi sebagai pemimpin.
Begitulah seterusnya segala sesuatu, tingkat bermaknanya bergantung
kepada tingkat fungsionilnya
Manusia hidup di muka bumi memiliki berbagai fungsi, bagi dirinya, bagi
keluarganya, bagi masyarakatnya, bagi bangsanya, bagi dunia dan bagi
alam sekitarnya. Ada orang yang merasa dirinya bermakna tetapi tidak
dipandang bermakna oleh orang lain, sebaliknya ada orang yang merasa
dirinya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, tetapi orang lain sangat
menghormatinya.
SATU PANDANGAN HIDUP
1) Pada waktu malam sebelum tidur, senyum, pejam
mata, katakan di dalam hati "Ya, Allah cuci otak aku, cuci hatiku, esok
aku nak jadi baik, berjaya, ceria, bersemangat, aktif, positif". Menurut
kajian saikologi, apa yang disebut sebelum tidur dapat dirakamkan
sepanjang tidur sehingga keesokan harinya اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
2) Belajar DIAM dari banyaknya BICARA ,
Belajar SABAR dari sebuah KEMARAHAN ,
Belajar KESUSAHAN dari hidup SENANG ,
Belajar MENANGIS dari suatu KEBAHAGIAN ,
Belajar KEIKHLASAN dari KEPEDIHAN
3) Kadang-kadang, lebih baik membiarkan kesedihan bertandang, andai
itu yang dapat ‘membawa’ pulang hati kita pada-NYA daripada kegembiraan
yang ‘melarikan’ kita jauh dari-NYA.
Mungkin kesedihan itulah
yang menjadi ‘magnet’ yang mendekatkan kita pada Allah dan mungkin
kesedihan itulah yang menjadi ‘parut’ yang mengingatkan bahawa Allah
sentiasa ada saat kita susah dan senang.
4) Hati yang tenang
akan bersyukur apabila menerima nikmat, sabar apabila ditimpa musibah,
rela memberi maaf apabila dipinta, mudah meminta maaf apabila bersalah,
qanaah dengan rezeki yang ada, tawakal apabila berusaha dan sentiasa
bersangka baik dengan Allah dan manusia.
5)~♥~Ilmu itu
pinjaman dari Allah... untuk dikongsi..bukan untuk diagung2kan..sebagai
tanda kesyukran andai kita bersyukur..dan sebagai tanda kita mensebarkan
akan kebesaran Allah Yang Esa..Bukan kerana ingin mendapat nama
semata-mata..nama sekadar didunia yg disebut oleh hambaNya tiada
bermakna..tetapi andai nama disebut oleh penduduk bumi..itulah
sebaiknya..~♥~ ^__^~♥~Alhamdulillah Ya Allah~♥~
6)¸¸.•´¯`» Kita ade 1 saja hati..♥
• Jika GEMBIRA, hati itulah..
• Jika BERTAQWA, hati itulah..
• Jika BERIMAN, hati yg 1 itu juga..
• Jika BERCINTA, hati itu juga..
...